Pembelajaran yang Dipercepat?: The Learning Revolution Part 2

”Musik mengurangi tekanan dan ancaman (stres), meredakan ketegangan, meningkatkan gairah dan semangat (energi), dan memperbesar daya ingat. Musik menjadikan orang lebih cerdas.”
Dr. Jeannette Vos

Adalah Dr. Georgi Lozanov yang dianggap sebagai salah seorang tokoh yang kemudian memunculkan apa yang disebut sebagai accelerated learning. Dr. Lozanov, seorang pendidik asal Bulgaria, mencetuskan dua hal penting yang menjadi basis penyelenggaran accelerated learning. Pertama, sugesti; dan kedua, musik. Secara bahasa, sugesti bisa berarti “dorongan” atau “pengaruh yang dapat menggerakkan hati”. Dalam konteks pendidikan, sugesti yang diperlukan jelas sugesti positif.


Praktik sugesti positif mudah sekali dijalankan. Dengan menggunakan kata-kata yang membangkitkan harapan, semangat, dan pemberdayaan (bukan pelemahan)—yang secara sangat khusus ditujukan kepada diri kita—kita sudah dapat menjalankan sugesti positif tersebut. Saya juga kadang menganggap sebuah doa identik dengan sugesti positif—apalagi doa yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Jadi, misalnya saja ada seorang anak yang ingin belajar matematika dan sugesti positif ingin digunakan di situ, kita kemudian dapat membantu anak tersebut agar mendapatkan ”bahasa” untuk otaknya bahwa dia mampu belajar matematika dan akan berhasil dalam pembelajarannya.

Dr. Georgi Lozanov

Akhirnya, memang, yang menentukan keberhasilan bukan sugesti tetapi aksi. Sugesti hanya menyiapkan ”jalan” menuju keberhasilan. Yang meraih keberhasilan adalah tindakan orang yang tersugesti. Namun, bayangkan sebuah keadaan yang seperti ini: Ada seorang anak yang ingin belajar matematika. Dia mendengar dari lingkungannya bahwa matematika itu sulit. Ke mana pun dia melangkah, dia senantiasa mendengar tentang sulitnya belajar matematika. Bahkan, kadang ada yang menambahi bahwa guru-guru matematika galak-galak dan angker serta serem-serem. ”Bahasa” (negatif) itu terus menyerang pikirannya. Bisa jadi yang didengar oleh sang anak nyata, tetapi kenyataan dalam bentuk ”bahasa” itu—apalagi yang negatif—efeknya luar biasa bagi kerja otak. Dan, ada kemungkinan, ketika melakukan tindakan nyata (belajar matematika), dalam pikiran si anak senantiasa muncul segala macam ketakutan dan ketakberdayaan—otak benar-benar menjadi melempem.

Nah, temuan Dr. Lozanov tentang pentingnya sugesti positif itu mengubah kegiatan pembelajaran yang menekan itu secara radikal. Menurut kabar, sugesti positif dapat membuat seorang anak percaya diri dan melejitkan potensinya—dalam bidang apa pun. Saya kemudian bersegera mempraktikkannya dalam kehidupan nyata. Di kantong atau dompet, saya senantiasa menyimpan ”bahasa” yang saya tulis khusus untuk saya baca ketika saya ingin menghadapi sebuah kegiatan—misalnya menjadi narasumber dalam sebuah seminar atau instruktur dalam sebuah pelatihan menulis. Saya mensugesti positif diri saya bahwa saya bisa! Kini, setelah bertahun-tahun mempraktikkan membaca sugesti positif itu, saya merasakan kemampuan berbicara di depan publik dan melatih orang untuk memiliki kemampuan—terutama semangat menulis—menjadi meningkat sangat pesat. Saya mengalami accelerated learning!

Menurut Quantum Learning, sugesti positif juga dapat diciptakan dalam bentuk hal-hal seperti berikut ini: mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberi kesan wah sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih dengan sangat baik dalam seni pengajaran sugestif. Yang terakhir ini, menurut saya, sunguh sangat penting dan menentukan sekali sukses-tidaknya sebuah kegiatan belajar-mengajar. Guru selayaknya memang tidak hanya bertugas memberikan ”what”, tetapi—lebih dari itu—dia harus dapat mensugesti-positif murid-muridnya sehingga para murid itu dapat melanjutkan pembelajarannya di rumah dan di alam yang sangat luas.

Sugesti positif—sebagaimana ditemukan Dr. Lozanov—memang sudah mengubah kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Sudahkah Anda ikut terlibat dalam perubahan pembelajaran yang revolusioner tersebut?[]

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

KUNJUNGAN

free counters
Powered By Blogger

detiknews - detiknews

JARINGAN

 
Copyright © KAMUS BABEL